Sharp Tingkatkan Kesejahteraan Petani Di Masa Pandemi Melalui Program ‘SHARP MAPAN’
Melansir data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), sektor pertanian mampu tumbuh positif pada tahun 2020 dengan laju pertumbuhan sebesar 1,75 persen. Namun di balik keberhasilannya sebagai penopang perekonomian nasional, berbanding terbalik dengan kondisi kehidupan para buruh tani. Masih banyak buruh tani yang kurang sejahtera, meskipun tercatat pada bulan Mei 2021 upah nominal harian buruh tani nasional naik 0,14 persen dibanding April 2021, yaitu dari Rp56.629 menjadi Rp56.710 perhari namun masih belum dapat meningkatkan taraf kesejateraan petani khususnya pada masa pandemi seperti saat ini.
Dilatar belakangi hal tersebut, Sharp meluncurkan program Corporate Social Responsibility ‘Sharp Mapan - Membina Masyarakat Produsen Pangan Mandiri ‘sebuah program pemberdayaan masyarakat di sektor pertanian sebagai kontribusi Sharp Indonesia dalam peningkatan kesejahteraan petani dan upaya mensukseskan program pemerintah dalam peningkatan ketahanan pangan nasional. Hal ini pun sejalan dengan program yang dijalankan oleh Perserikatan bangsa-bangsa (PBB) Sustainable Development Goals (SDG) sebagai ajakan bertindak bagi orang-orang di seluruh dunia untuk mengatasi lima bidang penting pada tahun 2030: manusia, planet, kemakmuran, perdamaian, dan kemitraan.
Menggandeng yayasan nirlaba Aksi Cepat Tanggap (ACT), Sharp Mapan mengadopsi program Masyarakat Produsen Pangan Indonesia (MPPI) yang diinisiasi oleh ACT. Melalui Program ini Sharp Indonesia ingin memberikan kontribusi dalam peningkatan kesejahteraan buruh tani dengan menyediakan lahan sawah seluas 20 hektar untuk di kelola secara mandiri oleh kelompok – kelompok tani yang terpilih. Tidak hanya itu para buruh tani pun akan dibantu dalam permodalan pengadaan sarana produksi padi (Saprodi) dan dibekali beragam pengetahuan guna meningkatkan ilmu serta keahlian mereka dalam menggarap serta mengelola hasil panen hingga pendistribusian. Petani dipilih berdasarkan beberapa kriteria diantaranya adalah merupakan petani penggarap dari keluarga pra sejahtera dan merupakan tulang punggung keluarga. Dari segi pemilihan lokasi, kriteria utamanya adalah daerah tersebut merupakan lumbung pangan, daerah subur dan memiliki sumber air yang baik.
Tujuan diselenggarakannya program ini adalah untuk membantu meningkatkan kesejahteraan buruh tani dengan memberikan lahan sawah yang dapat mereka garap sendiri sebagai pemilik lahan, mereka dibekali beragam pengetahuan mengenai tata kelola pertanian tanpa kimia yang menggunakan material ramah lingkungan hingga tata niaga pangan dan pertanian. Diharapkan dengan program ini mampu meningkatkan sosok petani modern yang tidak hanya mandiri namun mampu menghasilkan hasil tani yang berkualitas guna menunjang upaya pemerintah untuk menuju kedaulatan pangan nasional.
“Sharp Indonesia meyakini dengan membantu upaya pemerintah dalam peningkatan ketahanan pangan dapat mendorong kesejahteraan di negeri ini. Kami berharap program ini akan mampu menghidupkan perekonomian masyarakat pedesaan melalui pelatihan perniagaan dan pemasaran, serta mengubah pola pertanian kimia menuju pertanian alami”, ungkap Shinji Teraoka, Presiden Direktur PT Sharp Electronics Indonesia.
Usai acara penyerahan donasi April 2021 lalu, saat memasuki masa tanam Sharp Mapan memulai kegiatan tanam raya sejak 7 Juli 2021 lalu. Pada tahap awal, Sharp Mapan menyediakan lahan seluas 7 hektar yang di garap lebih dari 230 petani. Bertempat di Desa Pacing, Kecamatan Jatisari, Karawang Timur, Sharp Mapan pun melakukan pembentukan koperasi sebagai wadah bagi para petani mendapatkan kebutuhan saprodi, meningkatkan pengetahuan dan sebagai alat advokasi bagi petani untuk memiliki posisi tawar yang lebih kuat dalam mempertahankan aset dan haknya.
Guna meningkatkan hasil produksi yang baik dan berkualitas, program ini akan menggunakan benih unggul seperti GMP-40 dan HMS 700. Khusus untuk benih HMS 700 ditemukan dan dikembangkan oleh Prof. Dr. Hariyadi seorang ahli genetika pertanian yang juga menjabat sebagai Staf Ahli Budidaya Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap. Lebih jauh Hariyadi juga menjelaskan perencanaan penanaman padi menggunakan benih unggul, “Pada tahap pertama kami akan menggunakan benih unggul GMP-04, untuk terlebih dahulu menetralisiir tanah yang sudah terpapar pupuk kimia. Setelah itu, pada tahap kedua akan dilanjutkan dengan HMS 700, sebab benih ini memiliki karakteristik yang unik”, terangnya.
"HMS.700 merupakan benih lokal hasil perpaduan unik mempunyai karakter disukai petani karena meningkatkan hasil panen sekitar 50-70 persen, rasa beras yang pulen, dan bulir terisi penuh, serta tahan terhadap kekeringan dan hama penyakit utama padi" lanjut Hariyadi. Pada penanaman raya turut hadir pula Camat Jatisari Yusi Rusliani, yang mengungkapkan apresiasinya serta dukungannya terhadap program-program pemberdayaan petani. “Kami bersyukur dan mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Sharp Indonesia atas bantuan donasi serta proses pembelajaran yang diberikan. Kami berharap dengan adanya program ini dapat menjadi berkah untuk petani kami, sekaligus sebagai teladan untuk petani sekitar sehingga sektor pertanian di Karawang dapat terus berkembang”, ungkapnya.
Sharp Mapan tahap I akan melakukan panen raya di akhir bulan bulan Oktober dengan target panen 6,5 Ton, Selanjutnya Sharp Mapan tahap 2 rencananya akan segera dijalankan pada masa tanam berikutnya pada awal November 2021 mendatang, di lokasi yang sama dengan skala yang lebih besar. Memiliki luas 13 hektar Sharp Mapan tahap 2 akan melibatkan ratusan petani lainnya, sebagai upaya pemerataan kesejahteraan petani di Karawang. Selanjutnya, Sharp Indonesia akan memantau kegiatan ini hingga para petani dapat melakukan sistem pertanian baru serta perniagaan secara mandiri, sehingga mereka menduplikasi program ini ke wilayah lainnya.
Tidak hanya memiliki manfaat bagi para petani, program ini pun memiliki dampak posiitf bagi masyarakat desa lainnya dengan melibatkan para pemuda desa untuk membantu dalam hal pendampingan program. “Para pemuda ini akan di latih dan diberikan wawasan untuk bisa membantu para petani dalam menjalankan program hingga selesai, hal ini pun dilakukan sebagai bentuk pengenalan bagi para pemuda desa akan sistem pertanian modern. Diharapkan melalui program ini akan bermunculan petani-petani usia muda yang memiliki visi dan misi untuk meningkatkan pertanian di Indonesia, sehingga tujuan peningkatan ketahan pangan nasional akan tercapai dan perekonomian di Indonesia dapat meningkat”, tutup Teraoka.