Gaya Arsitektur Postmodernisme ini Dijamin Bikin Rumah Kamu Nampak Beda
Istilah postmodernisme sering sesungguhnya agak jarang didengar oleh masyarakat Indonesia khususnya pada percakapan sehari-hari. Istilah ini lebih sering dibicarakan dalam ilmu, ilmu sosial, politik, seni, dan juga arsitektur. Tidak ada pengertian yang jelas mengenai postmodernisme, namun dari segi tata bahasa postmodernisme ini bisa dipahami berasal dari kata post (sesudah), modern, dan –isme (paham atau ilmu).
Pada dasarnya, postmodernisme menolak adanya nilai-nilai kebenaran tunggal dalam suatu teori, khususnya, menolak segala atribut modernisme. Istilah modern ini bukanlah pemahaman tentang kebaharuan sebagai lawan dari yang tradisional. Istilah modern dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang baku, sedang tren pada jamannya, diikuti khalayak banyak, dan fungsional namun kaku.
Sumber image : www.popeti.com
Istilah postmodernisme ini muncul sejak pasca perang dunia kedua. Pada masa itu nilai-nilai modern yang berkembang adalah tentang bagaimana membuat kehidupan semakin praktis dan bermanfaat. Postmodernisme muncul sebagai aksi perlawanannya. Hal ini dikarenakan nilai-nilai modern yang praktis dan bermanfaat ini terkadang mengesampingkan nilai-nilai lain seperti nilai-nilai estetis ataupun nilai-nilai religius.
Postmodernisme pun mencapai puncaknya pada periode tahun 70-an di mana budaya populer telah berkembang menjadi industri kreatif yang membuat banyak orang mulai memikirkan kembali nilai-nilai yang ada tanpa didampingi oleh nilai-nilai modern yang melekat.
Dalam bidang arsitektur, postmodernisme juga dianggap sebagai bentuk perlawanan terhadap arsitektur modern yang cenderung kaku, minimalis, sederhana, dan fungsional. Hal ini nampak pada bangunan industri-perkantoran. Arsitektur postmodernisme menolak untuk menjadi normal atau mainstream. Salah satu tokoh yang membahas arsitektur postmodernisme ini adalah Charles Jenks.
Sumber image : cdn.vox-cdn.com
Jenks memandang bahwa arsitektur modern cenderung kaku, minimalis, tanpa nama, monoton, dan membosankan. Jenks memandang bahwa arsitektur postmodern memiliki kecenderungan lebih dinamis di mana arsitektur ini berani memadukan gaya tradisional dengan modern, menambahkan hal-hal baru yang unik, dan berani tampil beda.
Sumber image : cdn.vox-cdn.com
Nah, kita pun dapat mencoba gaya arsitektur postmodern ini pada hunian tercinta. Tidak ada batasan kreativitas mengenai gaya arsitektur ini. Dalam arsitektur postmodern kita hanya butuh keberanian untuk tampil beda, unik, dan tidak ragu. Membuat rumah dengan gaya postmodernisme pun harus hati-hati. Kendati tidak ada batasan untuk berkreasi hendaknya fungsi utama rumah tidak dikesampingkan.
Rumah adalah bangunan yang dijadikan tempat tinggal pada jangka waktu tertentu. Jangan sampai kreasi yang kita lakukan mengganggu aktivitas kita sehari-hari seperti tidur, makan, tidur, ataupun sekedar bersantai bersama keluarga. Termasuk soal pasokan air di rumah Anda. Air memiliki fungsi penting dalam kehidupan.
Untuk menjamin suplai air di rumah Anda, tak ada salahnya menggunakan produk pompa terbaik dari Sharp Electronics, yaitu Sharp SPS-129SA. Pompa air ini tersusun dari bahan anti karat, cat luar dalam, serta memiliki suara yang halus. Suku cadangnya pun terjamin. Anda juga tidak perlu susah payah memasangnya, karena Pompa Sharp SPS-129SA didesain dengan instalasi mudah serta tahan lama.
Pompa air Sharp SPS-129SA termasuk ke dalam kategori pompa sumur dangkal yang dilengkapi dengan tangki kecil otomatis dengan kapasitas 10 L/menit. Anda juga bisa tetap hemat energi, karena daya yang dibutuhkan hanya 0,3 kW dengan 220/50 Voltage. Panjang pipa pompa bisa menjangkau kedalaman hingga 9 meter, sehingga Anda bisa menyuplai kebutuhan air di rumah Anda setiap harinya.
Yuk lengkapi keindahan dan kenyamanan hunian Anda hanya bersama produk-produk terbaik dari Sharp. Sharp, Be Original.